Senin, 16 April 2012

Betapa Mengerikan Akibat Kecanduan Merokok

Mari kita usahakan untuk berhenti merokok teman. sayangilah keluarga dan orang-orang yang Anda kasihi dan Anda sayangi. Rokok tidak hanya merugikan Anda, tetapi juga orang di sekitar Anda. Alhamdulillah saya sudah berhenti merokok, dan saya bisa berhenti begitu bersyukur karena memang susah sekali jika sudah kecanduan rokok seperti saya dulu. Berikut ini adalah penggalan kisah pengalaman pribadi yang dialami oleh bapak Daniel H.t. Selamat membaca....


Seorang teknisi komputer cerita kepada saya, dia pernah memperbaiki komputer (CPU) di sebuah kantor. CPU yang hendak diperbaiki itu ada di dalam sebuah ruangan yang ketika dia masuk langsung tercium aroma asap rokok yang kuat sekali. Rupanya pegawai-pegawai di sana bekerja di sana sambil merokok. Entah sudah berapa lama hal itu berlangsung.
Yang membuat dia terkejut adalah ketika dia membuka CPU yang hendak diperbaiki itu. Begitu dilepaskan tutupnya dia melihat di dalamnya ada banyak jelaga berwarna coklat kehitam-hitaman menempel di beberapa bagian. Ketika dia mencoba meraba jelaga tersebut dan menciumnya, segera tercium aroma asap rokok yang keras sampai dia terbatuk-batuk. Rupanya penyebab kerusakan pada CPU tersebut ternyata adalah jelaga yang tercipta dari asap rokok!
Mengenai bagaimana buruknya dampak dari nikotin (tar) yang masuk ke dalam tubuh pecandu rokok, melalui paru-paru dan jaringan tubuhlainnya,  mungkin bisa diwakili oleh eksperimen yang terekam di You Tube berikut ini:




Betapa mengerikan, bukan?
Salah satu paman saya adalah perokok berat sejak masih remaja. Dampak dari kecanduannya terhadap rokok itu membuat jari-jari tangannya sudah lama berwarna coklat tua, gigi yang kecoklat-coklatan, dan kulit wajah yang kering dan berkeriput, yang membuatnya kelihatan lebih tua 10 tahun dari usia sebenarnya.


Kami sudah banyak kali mengingatkannya untuk menghentikannya kebiasaannya itu. Tetapi rupanya sangat sulit. Selalu saja ada argumen yang diciptakan untuk membenarkan hobi buruknya itu.
Bahkan ketika mengingatkannya bahwa dengan merokok umurnya bisa lebih pendek daripada seharusnya, karena berpotensi tinggi terkena banyak penyakit berbahaya, seperti kanker paru-paru, jantung, stroke, dan lain-lain. Bahwa seandainya dia tidak merokok, besar kemungkinan dia bisa hidup berbahagia bersama istri dan anak-anaknya jauh lebih lama daripada kalau dia meneruskan hobinya itu. Dan, bahwa kalau sampai salah satu atau lebih penyakit berbahaya itu kena pada dirinya, semua penyesalan pun akan terlambat. Tetapi, semuanya itu tidak mempan.
Payahnya, dia selalu menolak kalau didesak untuk segera melakukan check-up ke dokter ahli jantung. Mungkin takut hasilnya buruk, atau dilarang merokok oleh dokter.
Salah satu argumennya adalah, lihat saja banyak orang yang tidak merokok juga terkena penyakit kanker, dan sebagainya itu. Sedangkan banyak juga orang yang merokok tetapi umurnya panjang.


Biasanya saya jawab, memang bukan berarti mutlak setiap perokok berat akan terkena penyakit-penyakit itu, tetapi dengan menjadi pecandu, risiko itu akan menjadi lebih sangat besar.
Seperti orang yang tiap hari keluar mengendarai sepeda motor atau mobil, bukan berarti dia pasti mengalami kecelakaan lalu-lintas. Tetapi, dengan berada di jalan raya, kemungkinan itu menjadi semakin besar. Cuma belum sempat memperlihatkan kepadanya video dari You Tube tersebut di atas. Namun baru sekarang dia kelihatannya sudah mulai sadar, ketika melihat beberapa orang teman dan kerabatya, mengalami (gejala) penyakit jantung koroner serius akibat antara lain dari kecanduan merokok, termasuk pengalaman dua orang kakak laki-laki saya, pecandu rokok, yang terpaksa dipasang ring pada syaraf jantung mereka masing.
13149872111246532647
Proses pemasangan ring pada pembuluh jantung yang mengalami penyempitan. Dan, operasi by pass, ketika pasang ring tidak lagi bisa menolong (http://msnbcmedia1.msn.com)
Dua orang kakak saya yang itu adalah pecandu rokok sejak remaja juga. Bahkan beberapa tahun lalu, ketika dokter sudah menasihati mereka untuk berhenti merokok, dengan “menakut-nakuti” dengan peringatan: “Kalau masih mau hidup lebih lama dengan istri dan anak-anak yang tercinta. Anda harus segera berhenti merokok sama sekali,” belum mampu menghentikan kecanduannya itu.


Namun waktu itu saya sudah yakin bahwa sebenarnya di dalam hati kecil mereka pasti ada rasa khawatir akan hal itu. Pasti ada semacam signal dari pikiran mereka sendiri untuk segera menghentikan kebiasaan buruk yang hanya merusak tubuh sendiri itu. Yang pada akhirnya hanya akan menyusahkan diri sendiri, dan orang lain. Terutama sekali istri dan anak-anaknya. Tetapi kecanduan akan rokok itu mengalahkan signal-signal peringatan dari dalam diri sendiri itu.
Mungkin juga karena sudah menjadi semacam perilaku dasar kita, bahwa sebelum semuanya itu terjadi, umumnya banyak dari kita yang tidak terlalu memperhatikan secara serius hal yang sebenarnya sangat serius mengenai kesehatan dan jiwa kita sendiri itu. Setelah semua terlambat, barulah penyesalan abadi mengisi sisa umur kita. Apa gunanya lagi?
Masih “mendingan” kalau langsung meninggal. Kalau “hanya” terkena stroke? Kita akan menjadi tidak lebih dari hidupnya tumbuh-tumbuhan. Yang hidup, tetapi sama sekali tidak bisa bergerak dan berbuat apa-apa sendiri. Atau kalau terkena penyakit kanker yang menyiksa sisa hidup kita selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun sebelum ajal datang menjemput. Belum lagi biaya yang sangat besar menguras habis semua harta-benda yang didapat selama bertahun-tahun. Ujung-ujungnya, toh meninggal dunia juga.
Masih “untung” kalau misalnya, penyakit kankernya masih dalam stadium dini yang memungkinkan masih bisa ditolong meskipun dengan biaya yang sangat besar. Itu kalau kita mempunyai tabungan yang lebih dari cukup untuk itu. Tetapi itu pun tidak bisa membuat tubuh kita kembali normal, fit seperti sedia kala.


Ada kerabat saya yang mengalami penyakit kanker stadium dini (bukan pecandu rokok). Memang bisa diobati sampai sembuh. Tetapi selama proses penyembuhan yang makan waktu beberapa tahun itu hidupnya terasa penuh dengan siksaan karena harus melalui tahapan seperti kemoterapi yang menyiksa. Belum lagi rasa depresi dan frustasi berat.
Sekarang sudah sembuh. Tetapi sudah tidak benar-benar sekuat sebelum itu. Dia selalu menasihati kami: Jaga badan, jaga makan, pola hidup yang psoitif. Jangan sampai mengalami seperti apa yang dia alami. Sungguh tersiksa, katanya.
Dua orang kakak laki-laki saya yang saya sebutkan di atas, akhirnya sekarang berhenti total merokok. Setelah dua-duanya mengalami gejala-gejala penyempitan pembuluh darah ke jantung. Bahkan salah satunya sempat mengalami kebutaan selama kira-kira 30 menit. Kata dokter, karena usianya relatif masih muda waktu itu, peredaran darahnya masih kuat untuk akhirnya menerobos kebuntuan yang menyebabkan kebutaan sementara itu. Kalau tidak, sudah pasti akan mengalami buta permanen dan/atau stroke.
Dalam waktu yang tidak berselisih jauh, ketika mereka berdua melakukan pemeriksaan di dokter ahlijantung, melalui tahapan-tahapan treadmill, EKG, foto rontgen, 64-Slice CT-Scan, dan melalui pemeriksaan katerirasi, diketahui terdapat banyak penyumbatan pada pembuluh darah jantungnya. Akhirnya, masing-masing dipasang ring sebanyak 3 buah pada pembuluh darah jantungnya.
Sebenarnya ada lagi seorang adik laki-laki saya yang juga sudah dipasang ring pada pembuluh jantungnya. Hanya saja, bukan karena kecanduan merokok.
Saya sendiri tidak pernah merokok. Pola hiudp juga menurut saya cukup baik, dengan makan yang tidak berlebihan. Hampir tidak pernah ngemil. Meskipun doyan udang, kepiting dan cumi-cumi, tidak pernah makan secara berlebihan. Dulu doyan sekali makan daging beefsteak, sate babi, dan sejenisnya yang terbuat dari daging yang berwarna merah, dan berlemak tinggi. Tetapi sejak mendapat pengetahuan untuk jangan banyak mengkonsumsi daging berwarna merah seperti sapi, maka sudah cukup lama saya mengurangi secara drastis mengkonsumsi makanan yang berbahan utama daging berwarna merah itu.


1314989225127419148
Dua buah apel dan segelas besar teh hijau adalah konsumsi saya setiap hari (malam)
Yang paling banyak saya konsumsi setiap hari adalah ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan. Setiap hari saya mengkonsumsi dua buah apel dan teh hijau segelas besar.
Meskipun kegiatan olahraga rutin baru saya mulai beberapa tahun belakangan ini, tetapi saya rasakan itu belum terlambat, dan memang bermanfaat untuk kebaikan kesehatan saya.
Mungkin karena semua hal yang saya biasa saya jalani rutin selama bertahun-tahun itulah, maka hasil pemeriksaan jantung saya di dokter ahli jantung yang sama dengan yang memeriksa dua orang kakak saya itu, hasilnya baik semua. Bahkan hasil pemeriksaan dengan 64-Slice CT-Scan, tidak ditemukan pengapuran sama sekali (nihil), atau kelainan lain pada jantung saya.


Hal yang sama juga ketika melakukan general check-up yang lain untuk cek kolesterol, gula darah, asam urat, ginjal, dan lain-lain. Puji Tuhan!
13152125413167087
Siklus waktu jam terjadinya pelepasan toksin dari dlm tubuh versi ilmu kedokteran tradisional Cina. Warna hijau (ppukl 11 mlm - 3 disni hari) adalah fase-fase terpenting pelepasan toksin oleh tubuh.
Yang belum berhasil saya atasi adalah mendisiplinkan diri sendiri untuk tidur tidak terlalu larut malam. Biasanya saya baru menuju ranjang setelah pukul 12 tengah malam. Rata-rata baru tidur pada pukul 01.30. Katanya, pola tidur seperti ini tidak baik bagi kesehatan kita. Meskipun durasinya cukup.
Seorang sinshe yang belum lama ini memeriksa saya, mengatakan bahwa kesehatan hati saya meskipun masih cukup bagus, tetapi ada gejala pelemakan, harus dijaga. Caranya adalah antara lain yang terpenting harus sudah tidur sebelum pukul 11 malam. Karena menurut ilmu kedokteran tradisional Cina, setiap manusia punya periode yang sangat penting di kala tidur. Dimulai pada pukul 11 malam sampai pukul 3 dini hari. Itu tidak bisa diganti dengan waktu yang lain. Pada pukul 11 malam sampai pukul 3 dini hari itulah terjadi pelepasan racun-racun dari dalam tubuh kita melelaui proses pernafasan.
Orang yang hidupnya setiap hari kerja keras dan tidur lewat tengah malam, kata sinshe itu, sebagian besar mengalami gangguan hati yang serius, yang tidak jarang berujung pada kematian. Misalnya, bintang film, penyiar radio, satpam, dan seterusnya.
Tidur yang tidak sesuai dengan standar kesehatan menurut ilmu kedokteran tradisional Cina juga, katanya, mengakibatkan gejala suka lupa, meskipun masih dalam usia yang relatif muda. Gejala itulah yang sekarang menjadi salah satu “cirikhas” saya: Pelupa.  Selain itu juga sulit konsentrasi, badan sering terasa lemas dan pegal-pegal. Itu, katanya, sebagai dampak dari kurang berfungi secara maksimalnya hati (liver).
Mendapat “pengetahuan baru” ini saya sekarang sedang berupaya untuk menjalanninya. Yang sayangnya sampai hari ini belum terlaksana secara baik. Buktinya, saya masih mengirim artikel ini  pada pukul 01:45 WIB (dini hari). Hehehe …
Tapi, inti dari tulisan ini adalah ingin berbagi untuk kita semua. Marilah, kita mulai dari sekarang untuk selalu memperhatikan dengan serius kesehatan diri masing-masing. Agar jangan sampai menyesal di kemudian hari,setelah semuanya itu sudah terlambat. Hanya menyusahkan diri sendiri, dan orang lain. Terutama keluarga dekat kita.
Jangan sampai ini yang terjadi pada kita: Di kala muda mengorbankan kesehatan demi uang, di kala tua mengorbankan uang demi kesehatan. Atau, karena terlalu kerja keras, lupa waktu, demi menghasilkan uang sebanyak-banyaknya. tetapi oleh karena itu pula, kita kemudian sakit keras, dan semua uang itu dipakai untuk mengobati kita (yang belum tentu berhasil). ***

Sudahkah Anda bisa memahami, dari kisah pengalaman tersebut di atas?mari kita laksanakan untuk berhenti merokok....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar