Selasa, 10 April 2012

TBC 9 Kali Lebih Mudah Menular Jika Ada yang Merokok di Rumah

img
Asap rokok bukan hanya meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti kanker dan penyakit jantung. Penyakit menular yang menyerang sistem pernapasan seperti Tuberculosis (TBC atau TB) juga 9 kali lebih mudah menyebar jika di dalam satu keluarga ada yang merokok di dalam rumah.

Pakar kesehatan dari University State of San Diego Amerika Serikat, Prof Thomas E Novotny mengatakan hal itu dalam salah satu diskusi panel di Suntec Convention Center, Singapura. Diskusi tersebut digelar dalam rangkaian 15th World Conference on Tobacco or Health yang diikuti oleh sekitar 2.600 perwakilan dari berbagai negara.

"Oleh karena itu pengendalian tembakau merupakan elemen yang sangat kritis dalam pengendalian TB dan kesehatan paru-paru secara keseluruhan," kata Prof Novotny dalam presentasinya di Singapura, Rabu (21/3/2012). (Foto: thinkstock)

Prof Novotny menambahkan, asap rokok dapat meningkatkan risiko TB laten sebesar 2 kali lipat. TB laten merupakan infeksi TB yang tidak menyebabkan penyakit pada pasien, namun kuman TB akan tinggal di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala dan sewaktu-waktu bisa berkembang menjadi TB aktif saat daya tahan tubuhnya melemah.

Bagi yang sudah memiliki TB laten, asap rokok juga meningkatkan risiko kematian karena infeksinya berkembang menjadi TB aktif. Menurut Prof Novotny, 30 persen kasus TB dan kematian akibat TB bisa dikaitkan dengan paparan asap rokok baik sebagai perokok aktif maupun perokok pasif.

Sementara itu, Dongbo Fu dari World Health Organization (WHO) Swiss mengatakan bahwa asap rokok lebih berbahaya dibanding polusi udara di dalam ruangan dalam kaitannya dengan risiko penularan TB. Asap rokok meningkatkan risiko 2,6 kali lipat, sedangkan polusi udara di dalam ruangan hanya 1,5 kali lipat.

"Perokok aktif maupun pasif sangat berkaitan dengan infeksi TB dan penyakit TB (aktif). Perokok aktif khususnya, punya kaitan yang sangat signifikan dengan tingkat kekambuhan dan kematian akibat TB," kata Fu.

Di banyak negara, program pengendalian TB tidak pernah berjalan sendirian. Berbagai penelitian membuktikan, pengendalian TB jauh lebih efektif jika pusat-pusat layanan kesehatan juga menyediakan program- program untuk berhenti merokok.

img
(Foto: thinkstock)
Singapura, Meski sama-sama merokok, ada sebagian orang yang mudah kena kanker namun ada juga yang sampai akhir hayat tidak pernah sakit. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yang cukup mengejutkan adalah berat badan si perokok.

Sebuah penelitian tahun 2009 yang dilakukan Prof Dr Koh Won-Puay dari National University of Singapore, perokok yang kurus cenderung lebih rentan terkena kanker dibandingkan perokok yang gemuk. Perbedaannya sangat signifikan, khususnya bagi yang masih aktif merokok.

Pada perokok yang gemuk dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 28 kg/m2 ke atas, risiko untuk terkena kanker paru 3 kali lebih tinggi dibandingkan yang tidak merokok. Namun pada perokok yang kurus dengan IMT di bawah 20 kg/m2, risikonya bisa 7 kali lebih tinggi.

Prof Koh mengatakan, kecenderungan ini bisa dijelaskan dengan hasil penelitian lain yang mengatakan bahwa orang kurus lebih banyak memiliki stres oksidatif pemicu kanker. Rokok merupakan salah satu sumber stres oksidatif, yang menyebabkan kerusakan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid).

Temuan ini juga bisa diartikan bahwa risiko kanker akibat merokok cenderung lebih tinggi pada orang Asia daripada orang bule. Menurut Prof Koh, perokok dari negara-negara Asia cenderung kurus sedangkan bule-bule dari barat lebih sering bermasalah dengan kegemukan.

Meski demikian, Prof Koh menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak menyarankan para perokok agar menjadi gemuk supaya tidak mudah kena kanker. Jika ingin bebas dari risiko kanker, menurutnya tidak ada pilihan lain yang lebih bijak selain berhenti merokok.

"Sebenarnya makin sering merokok, tubuh juga makin kurus. Rokok mempengaruhi metabolisme sehingga berat badan turun lalu akhirnya lebih rentan kena kanker," tutur Prof Koh kepada detikHealth usai diskusi panel dalam rangkaian 15th World Conference on Tobacco or Health di Suntec Convention Center Singapura, Jumat (24/3/2012).

Risiko Gangguan Jiwa Bisa Meningkat Karena Asap Rokok


img 

Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Salah satu alasan orang merokok adalah untuk meredakan stres. Padahal menurut penelitian, asap rokok justru akan semakin meningkatkan stres dan bahkan risiko schizophrenia terutama bagi yang terlahir dengan gen pemicu gangguan jiwa.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Prof Boris Quednow dari University of Zurich dan Prof Georg Winterers dari University of Cologne. Partisipan yang dilibatkan terdiri dari 1.800 orang dewasa sehat yang tidak sedang memiliki gangguan kejiwaan.

Namun berdasarkan pemeriksaan electroencephalography (EEG), para para peneliti menemukan adanya perbedaan aktivitas otak dalam merespons strimulasi akustik. Perbedaan ini terkait dengan mutasi atau perubahan pada gen tertentu yang disebut Transcription Factor 4 (TCF-4).

Perbedaan respons otak dan juga mutasi gen TCF-4 ditemukan juga pada penderita gangguan jiwa schizophrenia. Adanya kaitan antara keduanya menunjukkan bahwa sebagian orang terlahir dengan bakat schizophrenia, yang sewaktu-waktu bisa memicu gangguan jiwa.

Ketika dibandingkan dengan kebiasaan merokok, para partisipan yang merokok secara aktif cenderung kurang efektif dalam memberikan respons terhadap stimulasi akustik. Para peneliti menduga, hal itu dipicu oleh perubahan atau kerusakan gen RCF-4 yang lebih drastis.

"Merokok bisa mengubah dampak dari gen TCF-4 terhadap penyaringan stimulasi akustik," kata Prof Boris Quednow seperti dikutip dari Sciencedaily, Selasa (27/3/2012).

Temuan ini diyakini akan sangat berguna dalam menentukan faktor risiko schizophrenia pada beberapa orang yang terlahir dengan gen TCF-4, terutama yang memiliki kebiasaan merokok. Seperti diketahui, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa schizophrenia juga bisa diturunkan.

Menurut para peneliti, kombinasi berbagai faktor akan semakin memudahkan diagnosis gangguan jiwa schizophrenia. Faktor-faktor tersebut antara lain genetik yang diwakili oleh gen TCF-4, elektrofisiologis dan demografi yang dalam ini berupa kebiasaan merokok.

WASPADA, JIKA GULA DARAH TINGGI, WAJAH AKAN TERLIHAT TAMBAH TUA

Untuk pertama kalinya, sebuah hasil studi baru menemukan hubungan antara kadar gula darah pada manusia dan facial age (usia wajah). Kadar gula darah tinggi yang diderita dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan wajah seseorang nampak lebih tua dari usianya. Hasil penelitian yang dilakukan Leiden University Medical Centre dan Unilever R&D itu, memperlihatkan bahwa untuk setiap kenaikan 1mmol/liter kadar gula darah, wajah seseorang akan kelihatan lebih tua 5 bulan.

Diana van Heemst, Associate Professor di Leiden University Medical Center mengatakan hasil studi ini semakin menunjukkan pentingnya mengontrol kadar gula darah bagi kesehatan orang di usia paruh baya. Kelihatan lebih muda mungkin bisa menjadi motivasi bagi orang untuk mengubah gaya hidupnya agar menjadi lebih sehat di sekitar usia 50-70 tahun. (KF-Vey/1/7/perempuan.com)

Tanpa Dirokok, Tembakau Sudah Bisa Sebabkan Kanker


img
Merokok telah dilarang di beberapa negara maju. Untuk mengakalinya, beberapa produsen membuat produk tembakau yang tidak dibakar atau tembakau non rokok. Produk ini tidak menghasilkan asap dan dikonsumsi dengan cara dikunyah. Beberapa produk juga ada yang disediakan dalam bentuk cair.

Meskipun tidak dibakar, tembakau non rokok masih berbahaya bagi kesehatan. Suatu bahan kimia dalam tembakau ditemukan dapat menyebabkan kanker. Bahan kimia ini merupakan bahan kimia kuat yang dapat memicu munculnya tumor.


(foto: Thinkstock)
"Bahan kimia dalam tembakau yang dapat menyebabkan kanker tanpa harus dibakar adalah (S)-n'-nitrosonornicotine atau (S)-NNN. Bahan ini dapat menyebabkan kanker mulut," kata Silvia Balbo, peneliti kanker di University of Minnesota seperti dilansirLiveScience, Selasa (3/4/2012).

Balbo dan rekan-rekannya memberikan (S)-NNN kepada 24 ekor tikus. Dosis total yang diberikan kurang lebih setara dengan jumlah (S)-NNN yang diterima pengguna tembakau non rokok akibat menggunakan produk ini. Seluruh tikus yang diberikan (S)-NNN akhirnya mengidap tumor esofagus dan tumor oral, kemudian meninggal dalam waktu 17 bulan.

Balbo mengatakan bahwa temuan ini menegaskan produk tembakau harus dihindari. Produk tembakau non rokok sebaiknya menyertakan label peringatan yang mengatakan produk dapat menyebabkan kanker. Secara garis besar, penelitian ini mendukung rekomendasi Food and Drug Administration di Amerika Serikat bahwa tidak alternatif yang aman untuk merokok.

Penelitian sebelumnya juga telah menyarankan bahwa sekelompok zat kimia dalam tembakau yang disebut nitrosamine dapat menyebabkan berbagai jenis kanker pada hewan. Tetapi belum ada penelitian yang melihat pengaruh kanker yang diakibatkan dari (S)-NNN secara spesifik.

Temuan ini akan dipresentasikan dalam pertemuan American Association for Cancer Research (AACR) di Chicago. Dalam penelitian berikutnya, Balbo dan rekan-rekannya berharap bisa mengidentifikasi bahan kimia lain pemicu kanker yang terkandung dalam tembakau non rokok, sekaligus mencari tahu seberapa banyak kandungan bahan kimia ini.

National Institute of Dental and Craniofacial Research di Amerika Serikat juga sudah mewanti-wanti bahaya tembakau non rokok. Menurut lembaga ini, menggunakan produk tembakau non rokok dapat menyebabkan kanker mulut, pembusukan akar gigi, copotnya gusi dari gigi dan bercak putih atau merah di mulut yang dapat berubah menjadi kanker

Tembakau non rokok mengandung nikotin lebih banyak dibandingkan rokok. Nikotin adalah zat yang sangat adiktif dan membuat pemakaianya sulit berhenti menggunakan tembakau setelah mulai mencobanya.

Rokok Mentol Lebih Berisiko Memicu Stroke


img 
Ilustrasi (dok: Thinkstock

Rokok mentol dapat menimbulkan risiko penyakit stroke yang lebih besar daripada jenis rokok lainnya, terutama bagi non-perokok dan perempuan.

Para peneliti dari Kanada menemukan risiko stroke bagi perokok mentol dua kali lipat lebih besar daripada perokok yang menghisap rokok biasa. Sedangkan bagi perokok pasif yang menghirup asap rokok mentol risiko stroke bisa tiga kali lipat.

"Mentol pada rokok merangsang saluran napas atas reseptor dingin yang dapat menghalangi mekanisme pernapasan. Belum jelas mengapa merokok rokok mentol hanya berisiko terhadap stroke dan tidak meningkatkan risiko penyakit kardiopulmoner lainnya," kata Dr Nicholas Vozoris, salah seorang peneliti dari Rumah Sakit St Michael di Toronto.

Penelitian mengenai rokok mentol ini dipublikasikan pada tanggal 9 April 2012 di Archives of Internal Medicine.

"Hasil penemuan ini bukan berarti bahwa rokok jenis lain lebih baik dari rokok mentol. Semua jenis rokok buruk bagi kesehatan seseorang, dan dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap berbagai penyakit kanker, penyakit jantung dan penyakit paru-paru," kata Vozoris seperti dilansir msn, Selasa (10/4/2012).

Tahun lalu, US Food and Drug Administration menyatakan larangan terhadap rokok mentol karena rasa mint tampaknya dapat membuat orang yang bukan perokok tertarik untuk merokok. Namun, larangan itu belum menunjukkan hubungan rokok mentol dengan risiko terhadap penyakit stroke.

Para peneliti menghimpun data dari US National Health pada tahun 2001-2008 dan survei pemeriksaan gizi pada lebih dari 5.000 perokok usia 20 tahun dan lebih tua. Sekitar 26 persen dari responden merokok jenis rokok mentol.

"Studi mengenai hal ini masih memiliki beberapa keterbatasan karena para peneliti tidak memperhitungkan terapi obat yang mungkin berpengaruh terhadap perokok dan kebiasaan merokok masing-masing orang," kata Vozoris.

Penelitian lebih lanjut diperlukan sebelum kesimpulan dapat ditarik tentang risiko kesehatan yang terkait dengan jenis-jenis rokok. Selama ini studi mengenai rokok mentol hanya menunjukkan hubungan, dan belum dapat menunjukkan sebab akibat.

"Namun mentol pada rokok mungkin melibatkan bahan kimia dalam proses pembuatannya yang mungkin mengakibatkan risiko tersendiri," kata Dr. Clinton Wright, seorang profesor neurologi di University of Miami Miller School of Medicine.

Mau Langsing Secara Sehat? Makan Lebih Banyak!

 
Penulis : Ade Rai ( Profil Penulis ) 


Kita sering berpendapat kegemukan disebabkan oleh banyak makan dan kurang aktivitas. Sehingga logikanya, untuk menguruskan maka kita perlu mengurangi makan dan perbanyak aktivitas. Mengurangi makan baik pada frekuensi dan atau jumlah ternyata malah menyebabkan tubuh menjadi kurus tetapi dengan "bayaran" kesehatan yang menurun, mengingat gizi dan energi yang masuk menjadi jauh lebih sedikit daripada sebelumnya.

Mengurangi makan, harus bisa kita sikapi secara cerdas! Tentunya, yang ingin kita kurangi adalah kalori yang masuk. Nah, volume atau ukuran makanan tetap bisa banyak (atau malah bertambah banyak) apabila pilihan makanan kita tepat.

Agar pilihan makanan tepat (kalori rendah tetapi volume makanan yang banyak), kita bisa mengedepankan penyajian makanan kukus, rebus, panggang, pepes, tumis, atau bahkan mentah untuk beberapa macam sayuran. Lalu, jadikan makanan kaya minyak (gorengan atau yang dilumuri minyak), gula, atau tepung sebagai pilihan makanan sekunder yang kita konsumsi 1x setiap minggu. 

Prioritaskan juga untuk mengonsumsi lebih banyak sayuran dan protein (tahu, tempe, ikan, ayam, daging, kacang, susu rendah lemak, dan lain-lain). Dengan demikian, kita bisa menurunkan berat badan secara lebih sehat. Sebab, pilihan makanan kita kaya gizi dan rendah kalori.

Semoga artikel ini bisa menginspirasi Anda mengambil TINDAKAN yang penting. Karena tanpa tindakan, pengetahuan yang tertuang dalam artikel ini akan menjadi sia-sia.

Stay strong, healthy, and happy!
Ade Rai

Tika, Gadis Manis yang Meninggal Karena Jadi Perokok Pasif


Tika, Gadis Manis yang Meninggal Karena Jadi Perokok Pasif

Jakarta, 'Bagi para ortu perokok, aku mohon banget supaya ngerokok sejauuuh mungkin dari anaknya walau sampai anak dewasa supaya jauh dari kemungkinan terkena flek paru'.


img
Noor Atika Hasanah (dok. pribadi


Begitulah tulisan Noor Atika Hasanah dalam statusnya di Facebook dan Twitter, tiga hari sebelum kematiannya yang mengagetkan rekan-rekannya di jejaring sosial.

Bagaimana teman-temannya tidak kaget, karena 10 jam yang lalu, perempuan kelahiran 8 November 1982 itu masih sempat membuat status di Twitter dan Facebook.

Dalam status Facebook dan akun Twitternya @tikuyuz, perempuan yang oleh teman-temannya disapa Tika ini menulis status terakhirnya, bahwa ia sudah satu malam berada di RS Sulianti Saroso Sunter dan sedang menunggu hasil infeksinya.

Namun tiba-tiba pada Kamis 30 Desember 2010 pukul 14.00 WIB, dikabarkan perempuan manis tersebut telah meninggal dunia.

Tika adalah salah satu korban yang meninggal akibat perokok pasif. Dalam status-statusnya Tika menegaskan dia tidak merokok tapi dia adalah korban dari asap si perokok.

Dia menulis dirinya terkena flek paru dan divonis dokter menderitaBronchopneumonia Duplex. Meski sudah divonis menderita penyakit paru parah, dia mengaku tidak menyerah dengan penyakit ini.

"Well, hello Bronchopneumonia Duplex! I'm not afraid of you :))," kata Tika dalam status Twitternya pada 24 Desember 2010.

Akibat penyakitnya ini Tika mengaku berat badannya melorot hingga 35 Kg padahal normal berat badannya 42 Kg. Penyakit ini telah membuatnya sering mengalami sesak napas, batuk keras dan pilek.

Kematian Tika kembali menyadarkan orang betapa bahayanya efek merokok walaupun kita bukan perokok. Sudah tak terhitung berapa banyak korban sakit paru-paru dari orang yang bukan perokok. Terperangkap dalam lingkaran para perokok, membuat si perokok pasif punya potensi 30 persen terkena penyakit mematikan mulai dari flek paru hingga kanker paru-paru.

Perokok pasif biasanya menghirup asap yang berasal dari pembakaran rokok dan juga asap yang dikeluarkan oleh seorang perokok aktif. Menjadi perokok pasif sebenarnya tanpa disadari telah membuat seseoran menjadi perokok. Biasanya perokok pasif ini berada di rumah, mobil, tempat kerja dan tempat-tempat umum lainnya seperti bar.

Untuk melihat seberapa besar perokok pasif terpapar asap rokok dapat diuji dengan mengukur kadar nikotin, cotinine dan karbon monoksida dalam darah, air liur atau urinnya. Cotinine ini adalah suatu hasil produk metabolisme nikotin dalam tubuh.

Didapatkan lebih dari 4.000 zat kimia yang terdapat dalam asap rokok. Sedikitnya 250 zat berbahaya dan 50 diantaranya menyebabkan kanker terkandung dalam sebatang rokok.

Zat kimia tersebut seperti arsenik (logam berat beracun), benzene (bahan kimia dalam bensin), beryllium (logam beracun), kadmium (logam yang digunakan untuk baterai), etilen oksida (bahan kimia untuk mensterilkan alat medis), vinil klorida (zat toksik untuk membuat plastik) dan zat lainnya.

Dilansir dari National Cancer Institute, badan internasional untuk penelitian kanker (IARC) telah mengklasifikasikan asap rokok pada manusia sebagai karsinogen (zat penyebab kanker). Karenanya orang yang tidak merokok tapi sering menghirup asap rokok juga memiliki kemungkinan terkena kanker paru.

Diperkirakan orang yang menjadi perokok pasif berpeluang terkena kanker paru-paru 20 sampai 30 persen. Tapi jika perokok pasif tersebut tinggal bersama dengan seorang perokok aktif maka peluangnya menjadi lebih besar. Karena ada kemungkinan orang tersebut terpapar asap rokok setiap harinya, sehingga akumulasi dari zat-zat kimia tersebut semakin besar.

Beberapa penelitian lain menunjukkan asap rokok tak hanya menimbulkan kanker paru-paru saja, tapi juga kanker payudara, kanker rongga sinus hidung, leukimia, limfoma dan tumor otak pada anak-anak. Tapi masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk hubungannya dengan kanker-kanker ini.

Paparan dari asap rokok ini bisa mengiritasi saluran udara dan memiliki efek bahaya langsung terhadap jantung dan pembuluh darah. Di Amerika Serikat sendiri perokok pasif telah menyebabkan penyakit jantung sebesar 46.000 setiap tahunnya.

Jika Anda seorang perokok pasif dan tidak ingin terkena kanker paru-paru, sebaiknya hindari tempat-tempat yang memiliki asap rokok serta cobalah untuk tidak terlalu dekat dengan perokok. Selain itu, perbanyak makanan yang mengandung antioksidan dan terapkan pola hidup sehat. Dan buat para perokok menjauhlah agar orang-orang terdekat Anda tidak menjadi penyebab kerugian yang diterima mereka. 

sayangi keluarga dan orang-orang terdekat dengan Anda.

DAMPAK PENURUNAN BERAT BADAN SECARA DRASTIS



Informasi ini bagus sekali untuk para wanita khususnya yang selalu ingin tampil kurus.
Menurunkan berat badan secara cepat bukan cara terbaik untuk diet, karena ada beberapa dampak serius yang bisa terjadi pada kesehatan seseorang. Hal ini biasanya terjadi secara abnormal dan mengkhawatirkan karena dilakukan dalam waktu singkat sekitar 1-2 minggu.

Beberapa masalah kesehatan yang mungkin timbul, adalah berkurangnya tingkat metabolisme - jika jumlah kalori tiba-tiba turun, maka tubuh akan mengkompensasikannya dengan mengurangi tingkat metabolisme tubuh. Anda juga bisa mengalami kehilangan massa otot - tubuh akan masuk ke proses ketosis (membakar otot untuk energi) untuk mengurangi rasa lapar. Malnutrisi yaitu jumlah gizi tidak seusia, kekurangan nutrisi dan vitamin.

Masalah kulit - ketika berat badan hilang dengan cepat, maka kulit tidak mendapatkan cukup waktu untuk menyusut seusia dengan ukuran yang baru. Insomnia - karena harus menahan lapar anda bisa mengalami kesulitan tidur di malam hari. Mengalami diare dan gangguan makan. Terakhir menurunkan berat badan dengan cepat bisa menimbulkan penyakit jantung. (KF-Vey/7/detikhealth)



BAWANG MAMPU MELAWAN KANKER




BAWANG MAMPU MELAWAN KANKER
Bawang merah (Allium cepa L. Kelompok Aggregatum) adalah salah satu herbal tertua yang dibudidayakan. Tanaman yang digunakan sebagai bumbu dapur ini, sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno, ini diketahui saat temukan di dalam makam pada 3200 SM. Namun bawang merah dipercaya berasal dari Asia Tengah dan Asia Tenggara.

Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker. Sementara bawang putih (Allium sativum) juga mampu mencegah dan mengobati kanker, terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya, seperti kanker prostat, perut, kolorektal (usus dan dubur), payudara, liver, kulit, dan paru-paru.

Bagi penderita kanker, bawang merah bisa dijadikan obat alternatif, dengan mengonsumsi 2 gelas jus bawang merah, ditambah jus bawang putih diminum paling sedikit satu kali sehari. Selain itu mencampurkan madu, bawang merah dan bawang putih juga akan menghasilkan pengobatan yang efektif bagi sesak pada sistem pernafasan. Menurut banyak ahli herbal, ramuan ini akan baik untuk sistem pencernaan, sendi dan hati. (KF-KW Sofia/Vey/1/11/Majalahkesehatan/Rasulullah Is My Doctor)

CEGAH BATU GINJAL DENGAN MAKANAN KAYA KALSIUM

CEGAH BATU GINJAL DENGAN MAKANAN KAYA KALSIUM
Batu ginjal adalah salah satu kondisi kesehatan paling menyakitkan yang dapat dirasakan seseorang. Namun ada cara mudah terbebas dari batu ginjal. Caranya dengan memelihara asupan kalsium dan cairan yang tinggi serta mengurangi asupan garam.

Ternyata makan makanan yang kaya kalsium seperti biji wijen, sarden, collard hijau, bayam, rumput laut, kacang garbanzo, dan brokoli, termasuk juga lidah buaya, cuka sari apel, cranberry, makanan yang mengandung magnesium, kalium dan potassium dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal.
"Semakin alami kalsium yang didapatkan dari makanan dalam menu makan sehari hari, semakin kecil kemungkinan memiliki batu ginjal," ungkap Dr. George Kessler dan Col. Leen Kapklein dalam buku The Bone Density Program: 6 Weeks to Strong Bones and a Healthy Body. (KF-Vey/7/Detikhealth)
 

Apa iya,minum air dingin atau air es bikin gemuk?

KALAU kita keseringan minum air dingin, apakah ada pengaruhnya sama kesehatan? Apa betul air dingin bikin badan gemuk?
Salah bahwa air dingin bikin badan gemuk! Dan ada fakta yang bakal mengejutkan…. Bahwa air dingin, justru dapat SEDIKIT membantu menguruskan. Nah lo. Bagaimana ini bisa terjadi?
Semua makanan dan minuman yang masuk ke mulut kita, harus kita hitung dan tahu jumlah Kalorinya, apabila kita ingin mengetahui apakah makanan minuman itu akan membuat kita gemuk atau tidak. Semakin banyak Kalori yang dikandung oleh makanan minuman tersebut, semakin banyak kemungkinan Kalori tersebut ditumpuk sebagai kelebihan lemak apabila tidak digunakan.
Nah, walaupun air es dan air biasa jumlah Kalorinya sama, tetapi tubuh kita memerlukan energi untuk menghangatkan air es yang masuk dari mulut ke tubuh kita (bagaimana tahunya bahwa air es tersebut
dihangatkan di dalam tubuh? Jawabannya: karena anda tidak pernah menemukan air seni anda dingin seperti air es kan? J) . Air es dianggap suhunya 0 derajat Celsius. Harus dihangatkan sampai sekitar suhu tubuh kita yaitu 37 derajat Celsius.
Penghangatan ini memerlukan sekitar 67 Kalori untuk 2 liter/ 8 gelas air es yang kita minum setiap harinya (setiap hari kita dianjurkan minum air 2 liter untuk kesehatan tubuh).
Jadi, apabila anda minum air es 2 Liter per hari, ternyata anda membuang 67 Kalori per hari.
Tetapi yang perlu anda ingat, air es tidak baik diminum apabila anda sedang menderita radang tenggorokan, batuk, sakit maag atau tidak enak badan. Karena air es akan merangsang kerongkongan yang meradang dan lambung yang kosong, sehingga akan memperlama proses penyembuhan radang dan memicu terjadinya sakit maag.